Perkara 5 : cemas
[Sarang Penyamun Si Nyai are not available]
.
☆☆☆☆☆☆☆
.
[Name] baru saja keluar dari kamar ketika melihat keramaian dari ruang berkumpul di gedung tengah. Ia mengernyitkan dahi, heran. Padahal perayaan-perayaan yang tercatat di kalender depan ruang tengah juga bukan hari ini.
Apalagi ini pagi buta!
Gadis itu segera mengenakan outer dan berlari turun untuk melihat apa yang terjadi.
Belum juga sampai di ambang pintu ruang tengah, badan kecilnya langsung bertubrukan dengan badan seseorang yang lebih besar. [Name] memekik dan menutup mata, gagal menyeimbangkan diri.
Lagi-lagi kerutan di dahi terbentuk. Ia merasa ... dipeluk.
"Hoi, Nona."
Tersadar, [Name] segera mendorong mundur.
"Ma-maaf,"
Waduh, serem!
Wajah sangar yang terlihat sukses membuat nyali [Name] menciut. Kedua kakinya kembali goyah, tetapi ia tahan. Rambut kelabu terang itu terlihat berantakan di matanya.
Juga, sedikit tercium bau alkohol.
"Ranran, kenapa di si--oh, [Name]-chan!"
[Name] menengok patah-patah ke sisi kiri si sangar kelabu itu. Sosok pria berambut cokelat gondrong terlihat memiringkan tubuhnya dan berdadah kecil. Riang wajahnya berbanding terbalik dengan pria sangar di hadapannya.
"Manaje--"
[Name] segera mencubit hidungnya karena bau minuman keras yang menguar makin parah semenjak kedatangan pria periang itu.
Sementara itu, pria sangar yang dipanggil Ranran langsung menyadari ketidaknyamanan gadis di depannya. Ia langsung mendorong mundur kawannya agar masuk lagi ke ruang tengah.
"Jangan masuk kalau tidak kuat baunya. Acara bapak-bapak, jangan diganggu."
"Ranran, aku bisa dengar loh! Biarkan saja dia ke sini!"
Suara cempreng pria berambut cokelat tadi langsung menyahuti.
"Kurosaki Ranmaru, yang tadi Kotobuki Reiji."
Dalam sekejap pria sangar itu menghilang dari pandangan [Name].
Eh?
Otaknya masih mencerna kejadian barusan. Meski baru pertama ini bertemu, tetapi ia merasa pernah mendengar nama itu.
'Manajer kita itu satu dari empat angkatan di atas kita yang pernah tinggal di kost ini.'
Suara Otoya tempo hari kembali terngiang di pikirannya.
"--[Name]."
Yang dipanggil memekik kaget. Ia tak sempat memberontak ketika tangannya ditarik menjauh dari ruang berkumpul. Atensinya kini tertuju pada pemuda bertopi yang menariknya ke ujung bawah tangga di gedung utara.
"Bahaya kalau ke sana."
"Itu--"
Getaran dan bising suara tangga besi menunda [Name] menjelaskan alasan keberadaannya tadi. Pandangannya beralih pada Otoya yang berlari turun dan memasang wajah khawatir.
"Wah ... Syo ... untung kau ... kau menemukannya," ucapnya terengah-engah. Ia menghela napas kasar dan menuding [Name].
"Jangan meninggalkan kamarmu dalam keadaan terbuka. Untung aku yang lihat, kalau Ren yang lihat bagaimana?"
"Y-ya ..."
Anak gadisnya Babeh kicep.
Mampus lu, [Name]. Sekalinya mode abang pada serem semua. /g
"Aku penasaran kenapa ruang berkumpul menyala, dan--"
"Kau ke sana?" potong Otoya dengan nada tak percaya.
"Aku melihatnya." Syo yang menjawab diakhiri geleng-geleng kepala.
"Aku benar-benar tidak tahu, sungguh! Tidak akan kuceritakan ke siapapun. Mulutku ga ember!" bantah si gadis berusaha mengusir apa yang ada di pikiran dua kawannya.
Syo dan Otoya saling pandang, kemudian tuding-menuding menggunakan dagu. Mereka terlihat berperang batin.
Pada akhirnya Otoya yang mengalah.
"Siapa saja yang kau temui?" tanyanya.
"Kurosaki-san dan Kotobuki-san."
"Syo, kenapa kau yang jawab?"
[Name] segera menggeser tubuhnya hingga berdiri diantara mereka.
"Oke, stop. Aku akan ke kamar lagi."
"Baguslah," sahut Syo.
Pemuda itu berjalan kembali ke kamarnya. Belum saja sampai di depan pintu, tiba-tiba kerah bajunya ditarik untuk menjauh.
Heh!?
"Ayo rebel!"
"Jajan kuy!"
Ada-ada saja.
Tapi kalau cuma Otoya-kun sama [Name]-chan gawat! Aku harus ikut! Begitu isi hatinya berbicara.
.
☆☆☆☆☆☆☆
.
Sarang Penyamun Si Nyai
Mawar Ganteng
HEH BAJIGUR
KELUAR KALIAN @Bola Merah @Syomay
BERANI-BERANINYA BAWA PERGI NYAI
GUE KAGA DIAJAK GITU
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top